Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

MENANGGAPI PANGGILAN TUHAN

Gambar
Hari Minggu Biasa XIII / Tahun C Oleh Pastor Sani Saliwardaya, MSC Inspirasi Bacaan: 1Raj.19:16b, 19-21; Gal. 5:1, 13-18; Luk. 9:51-62             Injil Lukas hari ini bertemakan tentang panggilan. Panggilan, bukan hanya dalam arti sempit, yakni mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya (ay.57-62), tetapi juga dalam arti luas, yakni menerima Yesus dan percaya kepada-Nya (ay.51-53). Menanggapi panggilan dalam arti luas ini sering juga disebut sebagai panggilan hidup beriman; sedangkan menanggapi panggilan dalam arti sempit sering disebut pula sebagai mewujudkan panggilan hidup beriman. Kita mencoba merenungkannya satu persatu. Panggilan hidup beriman (ay. 51-53) Dikisahkan dalam konteks teks Injil  kita hari ini, bahwa Yesus dan para murid-Nya saat itu masih berada di daerah Galilea, di bagian utara tanah Israel (bdk. Luk.9:10, 28)). Setelah menampakkan kemuliaan-Nya di gunung Tabor di depan murid-murid-Nya, Petrus, Yohanes dan Yakobus (Luk.9:28-36), dan berbicara dengan Musa

Pemenang Dalam Diri

Gambar
Sore hari di tengah telaga, ada dua orang yang sedang memancing. Mereka adalah ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu mereka disana. Dengan perahu kecil, mereka sibuk mengatur pancing dan umpan. Air telaga bergoyang perlahan dan membentuk riak-riak kecil di air. Gelombangnya mengalun menuju tepian, menyentuh sayap-sayap angsa yang sedang berjalan beriringan. Suasana begitu tenang, hingga terdengar sebuah percakapan. "Ayah." "Hmm..ya.." Sang ayah menjawab pelan. Matanya tetap tertuju pada ujung kailnya yang terjulur. "Tadi malam ini,aku bermimpi aneh. Dalam mimpiku, ada dua ekor singa yang sedang berkelahi. Gigi-gigi mereka, terlihat runcing dan tajam. Keduanya sibuk mencakar dan menggeram, saling ingin menerkam. Mereka tampak ingin saling menjatuhkan." ucap sang anak. Anak muda ini terdiam sesaat. Lalu, mulai melanjutkan cerita, "singa yang pertama, terlihat baik dan tenang. Geraknya perlahan namun pasti. Badannya pun kokoh dan bulunya te

The Grand Divine Mossaic

Gambar
“Duduk aku tak berani, berdiri pun aku tak berani. Sungguh, diri yang Kau berikan ini bukan lagi milikku. Melainkan milik-Mu yang berharga. Aku tak berani meletakkannya sembarangan.” Sepenggal bait doa seorang imam di pembukaan sebuah seminar ini menarik perhatianku. Doa ini cukup puitis, apalagi ketika dibacakan dalam seminar, di depan banyak orang. Tapi, yang menarik perhatianku adalah isinya. Diriku yang Kauberikan ini bukan milikku, melainkan milik-Mu yang berharga. Awalnya, aku merasa doa ini sedikit terlalu pede, dengan menganggap diri berharga. Setelah dipikir-pikir lagi, memang ada benarnya sih. Kalau kita tidak berharga di mata Tuhan, untuk apa Ia membiarkan manusia durhaka ini tetap ada? Sejentik jari saja cukup untuk memusnahkan seluruh umat manusia. Tapi, apakah benar aku sungguh berharga di mata-Nya? Aku bukan orang kudus, seperti Agnes Bojaxhiu yang mencintai Kristus sedari umur belasan tahun hingga mengantarnya menjadi Beata Teresa dari Kalkutta. Aku juga bukan St.

Hari Raya Santo Petrus dan Paulus

Gambar
Setiap tahun pada tanggal 29 Juni, gereja Katolik sedunia punya perayaan penting, Hari Raya Santo Petrus dan Paulus. Di tahun 2013, hari raya ini jatuh pada hari Sabtu. Mungkin umat tidak banyak yang perhatian dengan hari raya ini. Tidak seperti Hari Raya Tritunggal Mahakudus atau Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus yang selalu jatuh pada hari Minggu.  Dari namanya saja, orang mungkin bisa membayangkan bahwa hari raya ini penting bagi paus dan para uskup, penerus Santo Petrus. Memang, banyak uskup yang ditahbiskan pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, termasuk Uskup Agung Emeritus Medan AGP Datubara (1975), Uskup Agung Jakarta Julius Kardinal Darmaatmadja(1983) dan Uskup Surabaya Vincentius Sutikno Wisaksono (2007). Dengan demikian, bersamaan dengan hari raya ini di beberapa keuskupan dirayakanlah peringatan ulang tahun tahbisan uskup, sesuai yang diamanatkan oleh Caeremoniale Episcoporum (Tata Upacara Para Uskup). Sebagai tambahan, Paus Benediktus XVI juga ditahbiskan menjadi i

"Betapa pastilah indah surga itu! Camkan itu!"

Gambar
Santo Yohanes Don  Bosco Seorang anak laki-laki berumur limabelas tahun di Turin sedang menghadapi ajal. Ia minta segera dipanggilkan Don Bosco, akan tetapi si imam kudus tak dapat tiba pada waktunya. Seorang imam lain menerima pengakuan dosanya dan si bocah pun meninggal dunia. Ketika Don Bosco tiba di Turin, ia langsung bergegas datang menengoknya.  Ketika diberitahukan kepadanya bahwa anak itu telah meninggal dunia, Don Bosco bersikeras bahwa itu "hanyalah sekedar salah paham." Setelah berdoa beberapa saat lamanya dalam kamar si anak yang telah meninggal dunia itu, Don Bosco sekonyong-konyong berseru: "Charles! Bangunlah!" Sungguh mencengangkan mereka semua yang hadir ketika anak laki-laki itu mulai bergerak, membuka kedua matanya, lalu duduk. Melihat Don Bosco, matanya bersinar-sinar. "Don Bosco, seharusnya aku sekarang berada di neraka!" katanya terbata-bata. "Dua minggu yang lalu aku bersama seorang teman yang berperilaku buruk yang

MENGAPA SAYA HARUS MENGIKUTI PELAJARAN AGAMA?

Gambar
Akan bagus sekali jika setiap bayi dilahirkan dengan satu set peraturan terikat di tangannya. Kita akan segera tahu apa yang harus kita lakukan untuk memperoleh hidup bahagia. Kita akan tahu betapa baiknya Tuhan itu.  Kita akan tahu betapa Tuhan menghendaki kita hidup kekal dalam surga yang indah. Ah, sungguh menyenangkan sekali. Tetapi, yang terjadi tidaklah demikian. Kita dilahirkan tanpa pengertian sedikit pun tentang hal-hal demikian itu.  Kita harus mempelajarinya dari orang lain. Orangtua kita adalah guru rohani kita yang pertama. Jika orangtua kita penuh kasih dan setia, kita akan dapat melihat bagaimana Tuhan itu melalui mereka. Namun demikian, akan tiba waktunya kita perlu tahu lebih banyak dari yang dapat mereka ajarkan.  Kita pergi ke sekolah untuk belajar sejarah, ilmu pengetahuan serta ketrampilan agar kelak kita mempunyai kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang baik dan menjadi orang yang berguna. Agama harus dibagi bersama saudara-saudara yang lain agar

Kristus hadir dalam diri Umat Beriman

Gambar
Dalam sebuah pertemuan umat di lingkungan St. Markus, Bapak Petrus Badranaya didaulat memimpin doa pembuka. Dalam doanya itu, antara lain ia mengatakan, “Allah Bapa yang maha pengasih, kami bersyukur kepada-Mu karena pada malam hari ini, Engkau kembali mengumpulkan kami di tempat ini dalam nama Kristus, Putra-Mu. Kami percaya bahwa Engkau hadir di tengah-tengah kami melalui Putra-Mu Yesus.  Bimbinglah kami agar dalam pertemuan ini kami dapat mengerti kehendak-Mu dan melaksanakannya dalam hidup kami. Demi Kristus …” Doa yang singkat dan sederhana tersebut mengungkapkan keyakinan bahwa Tuhan hadir dalam diri umat beriman yang berkumpul dalam nama-Nya. Tuhan  menepati janji-Nya, “Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat 18:20). Apa maksud Yesus dengan mengatakan, “berkumpul dalam nama-Ku”? Konstitusi tentang Liturgi Suci, Sacrosanctum Concilium, menjelaskan bahwa Kristus selalu hadir dalam diri umat beriman yang sedang ber

Santo Pambo, Pertapa

Gambar
Semenjak masa mudanya Pambo mengasingkan diri ke sebuah tempat pertapaan di gurun pasir Mesir. Hidupnya keras, sederhana dan serba kekurangan. Karena dia tidak pandai membaca, ia berguru pada seorang pertapa lain dalam hal membaca dan menghafal ayat-ayat Mazmur.  Selain tidak pandai membaca, Pambo juga dikenal sebagai seorang pertapa yang tidak suka banyak bicara. Namun ia dikenal sebagai pembimbing rohani yang disenangi.  Apabila orang memintai nasehat dan bimbingan menganai suatu soal kerohanian, Pambo selalu meminta waktu terlebih dahulu untuk merenung dan berdoa. Maksudnya agar dia bisa memberi jawaban yang benar dan memuaskan sesuai dengan kehendak Allah. Santo Athanasius, Uskup Aleksandria, yang kagum akan kesalehan hidup Pambo, mengundang dia ke Aleksandria untuk memberi kesaksian tentang ke-Allah-an Kristus, berhadapan dengan ajaran sesat Arianisme yang merajalela di kalangan umat.  Kepada rekan-rekannya, Pambo mengatakan: "Berpuasa dan memberi derma dari ha

Tantangan iman

Gambar
Hari Minggu Biasa XIII/ Tahun C Oleh  Pastor Paulus Tongli, Pr Inspirasi Bacaan dari : Zak. 12:10-11; Gal. 3:23-29; Luk. 9:18-22 Seorang pemburu sedang mencari jejak singa di hutan. Ia bertemu dengan seorang penebang kayu dan bertanya, apakah ia mendapati jejak kaki singa di hutan itu, atau sekurangnya dapat menunjukkan ke arah mana ia dapat menemukan jejak singa. “Oh ya” kata penebang kayu itu, “saya akan mengantar anda ke kawanan singa di hutan ini.” Pemburu itu terperanjat dan terkilas perasaan takut di wajahnya. Ia berkata, “tidak perlu, saya tidak meminta hal itu; saya hanya mencari jejaknya, bukan singanya”. Di dalam hubungan kita dengan Allah dan dengan sesama, kita sering seperti pemburu itu. Kita menyanggupi sesuatu, tetapi ketika ada dampak dari pengakuan itu, kita mundur.  Inilah yang kita jumpai di dalam kutipan injil minggu ini. Petrus, yang tampil mewakili para rasul lainnya, dengan tepat mengakui imannya akan Yesus sebagai Mesias yang dinantikan. Ketika Y

Bukan Masalah Besar

Gambar
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” - Mazmur 23:4  Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang sepertinya hidupnya yang ia jalani itu lurus-lurus saja? Mau hidupnya sedang diterjang masalah atau sedang berkecukupan, orang itu tetap menunjukkan sikap yang sama yakni bersukacita. Kita mungkin berkata, “Ia sedang berlaku munafik karena sebenarnya dia sedang sedih, tetapi dia tidak tunjukkan”, tetapi benarkah seperti itu? Sewaktu sekolah dulu, saya mempunyai seorang teman seperti ini. Saya pun berpikir yang sama seperti Anda-anda yang berpikir, “nih orang pasti munafik, kok dia selalu tidak pernah terlihat sedih sih. apakah hidupnya selalu baik-baik saja?” jujur pikiran itu cukup lama ada di pikiran saya. Namun, lewat sebuah peristiwa dimana ketika hanya dia dan saya, pikiran negatif saya itu hilang dengan sendirinya. Waktu itu teman saya memiliki masalah dengan keluarg

LITURGI PERKAWINAN DALAM GEREJA KATOLIK

Gambar
Pandangan umum tentang liturgi Liturgi adalah kegiatan perayaan umat beriman, dalamnya dikenangkan dan dialami hadirnya Allah dengan karya-Nya yang menyelamatkan manausia. Puncak karya penyelamatan adalah misteri Paska Yesus Kristus. Bagi umat beriman, liturgi adalah puncak dan sumber serta pusat kegiatan Gereja. Liturgi adalah suatu kegiatan perayaan simbolis (sakramental). Liturgi Perkawinan Berdasarkan pemahaman umum tentang liturgi, dapatlah dikatakan satu dua pokok pikiran tentang liturgi perkawinan sebagai berikut. 1. Liturgi perkwinan bukanlah perayaan dua orang atau satu keluarga saja, tetapi merupakan perayaan/kegiatan bersama seluruh Gereja, bersama umat beriman di lingkungan/stasi/paroki. 2. Liturgi perkawinan bukanlah hanya tindakan mengenangkan kehadiran Allah yang setia menyelamatkan dan mempersatukan dengan cinta di masa lampau, tetapi juga merupakan suatu kenangan yang membuat peristiwa itu hidup dan dialami kembali. Dengan “merayakannya” diharapkan int

Apakah aku saudara bagimu?"

Gambar
Setiap hari, aku selalu komplain akan hal yang sama di jalan raya : sesama pengendara kendaraan. Entah itu sepeda motor ataupun mobil. Selalu ada saja ulah mereka yang membuat jengkel. Banyak pengendara motor yang sok sibuk dengan mengendara sambil sms. Mobil yang menyetir lambat di jalur cepat. Kelompok motor yang ngerumpi sambil menyetir bergerombol. Mobil yang memotong jalur antrian macet. Dan banyak hal menyebalkan lainnya. Ini masih belum menghitung “dosa” angkot dan becak. Salah satu  kejadian yang cukup mengganggu adalah ketika aku menyetir di sore hari sepulang kerja. Saat melintasi daerah macet karena jalan “bottleneck” dan lampu merah, aku melihat seorang pengendara motor berjalan begitu lambat. Di tangan kanannya, ia sibuk mengetik dengan handphone. Karena perhatiannya terbagi, ia mengendara dengan lambat dan menghambat jalan lalu lintas. Saking emosinya, saya sengaja mengarahkan mobil padanya hingga dekat sekali dan mengklakson untuk mengagetkannya. Berhasil. Ia pun

Yesus menurut aku?

Gambar
Sikap kita terhadap seseorang dipengaruhi oleh pandangan kita tentang siapa orang tersebut. Kita menghormati orang lain yang sudah tua, tidak berdaya kartena bagi kita dia adlah seorang tua yang harus dihormati. Demikian hal dengan Yesus, rasa hormat dan tindakan kita terhadapNya dipengaruhi oleh “siapakah Dia menurut kita”. Di tengah-tengah kekacauan tentang berbagai pendapat khalayak ramai tentang keberadaan Yesus, karena zaman itu banyak orang yang bertanya-tanya tentang siapakah Yesus ini? Ini ada yang bilang “Dia itu salah seorang dari nabi, Dia Elia” dan segala macam pendapat lainnya. Dan kali ini Yesus mengerti segala pertanyaan-pertanyaan khalayak ramai tersebut dan Yesus ingin mendengar dari murid-muridNya sendiri. Bukan berarti Yesus ingin mencari jati diri dan pengakuan dari khalayak tentang diriNya, sebab Dia bukan kurang pengakuan. Tanpa diakui pun, Dia tetap Allah dan Tuhan sebab perbuatanNyalah yang membuktikan bahwa Dia adalah Allah dan Tuhan. Tuhan Yesus tidak mem

PENGUMUMAN PERKAWINAN (22-23 Juni 2013)

Akan saling menerimakan Sakramen Perkawinan *  Reky  Sudarnio &  Elyzabeth Emmanuel   Pengumuman III ) *  Farmalik Farid &  Elisabeth Deasy  Afriane Gani ( Pengumuman II ) *  Hendrikus Alberty Bole &  Melinda Tumbelaka ( Pengumuman II ) Barangsiapa mengetahui adanya halangan atas rencana perkawinan tersebut, wajib melaporkannya kepada pastor paroki.

Mencicipi Liturgi surgawi

Gambar
Hari ini kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Prefasi khusus pada Misa hari ini antara lain berbunyi: “Sebab pada hari ini Tuhan Yesus Raja Mulia dan Pemenang atas dosa serta maut, telah naik ke surga…..Ia pulang kepada-Mu ya Bapa, tidak untuk meninggalkan kami, manusia yang lemah ini, tetapi untuk mengokohkan harapan kami, bahwasannya Dia, kepala dan pokok pangkal Gereja, merintis jalan ke surga bagi kami, anggota Tubuh-Nya”. Kata-kata Prefasi Kenaikan Tuhan I di atas mengungkapkan dengan bagus apa yang disebut dengan segi eskatologis dari liturgi. Artinya, dengan merayakan liturgi di gereja, kapel atau tempat kita merayakan Ekaristi, kita sebenarnya mencicipi liturgi surgawi, sebagaimana disebut: Kristus “merintis jalan ke surga bagi kami”. Liturgi surgawi ialah persekutuan Allah Tritunggal yang sempurna di surga yang kini telah dialami oleh barisan para kudus di surga. Konstitusi Liturgi mengajarkan hal itu pada artikel 8: “Dalam Liturgi di dunia ini kita iku

Santa Emma, Pengaku Iman

Gambar
Emma, yang juga dipanggil Hemma, lahir pada tahun 980 dan meninggal pada tahun 1045. Wanita ningrat ini dikenal sebagai pendiri sebuah biara dan Gereja di desa Gurk,  Austria Selatan.  Keputusannya untuk menjalani hidup bakti kepada Tuhan ditempuhnya setelah suaminya meninggal dan kedua puteranya dibunuh. Diceritakan bahwa kedua puteranya dibunuh karena menggantung seorang karyawan yang bekerja di rumah mereka.  Suaminya meninggal ketika dalam perjalanan ke Roma. Semenjak itu, Emma giat melakukan berbagai karya amal cinta kasih. Bukti yang paling mengagumkan dari niatnya yang suci ialah usahanya untuk mendirikan sebuah biara dan gereja di Gurk,  Austria Selatan.  Biara-yang kemudian dijadikan Biara Benediktin di Admont-ini dimulai pembangunannya pada tahun 1072 setelah kematiannya. Diceritakan bahwa Emma sendiri sebagai biarawati setelah kematian suami dan anak-anaknya itu. Oleh gereja ia digelari sebagai ‘Santa’.

“Perangkap”

Gambar
Suatu hal yang menarik tentang perangkap. Suatu sistem yang unik, telah dipakai di hutan-hutan Afrika untuk menangkap monyet yang ada disana. Sistem itu memungkinkan untuk menangkap monyet dalam keadaan hidup, tak cedera, agar bisa dijadikan hewan percobaan atau binatang sirkus di Amerika. Caranya sangat manusiawi (hmm...atau mungkin hewani kali ye..hehehe). Sang pemburu monyet, akan menggunakan sebuah toples berleher panjang dan sempit, dan menanamnya di tanah. Toples kaca yang berat itu berisi kacang, ditambah dengan aroma yang kuat dari bahan-bahan yang disukai monyet-monyet Afrika.  Mereka meletakkannya di sore hari, dan mengikat/menanam toples itu erat-erat ke dalam tanah. Keesokan harinya, mereka akan menemukan beberapa monyet yang terperangkap, dengan tangan yang terjulur, dalam setiap botol yang dijadikan jebakan. Tentu, kita tahu mengapa ini terjadi. Monyet-monyet itu tak melepaskan tangannya sebelum mendapatkan kacang-kacang yang menjadi jebakan. Mereka tertar

Carilah Sekolah Katolik

Gambar
Bicara mengenai pendidikan, sekolah mana yang akan Anda pilih untuk anak-anak Anda? Apakah Anda masih memilih sekolah Katolik?  Saya memperhatikan bahwa ada umat Katolik yang mengajak anak-anaknya meninggalkan sekolah Katolik dan pindah ke sekolah lain dengan berbagai alasan. Salah satunya, jarak sekolah tersebut lebih dekat dengan rumah. Atau, sekolah tersebut lebih bermutu dan berstatus internasional. Ada juga yang memilih sekolah negeri agar anaknya memiliki pergaulan lebih luas. Selain itu, ada orang takut dengan biaya sekolah Katolik yang dianggap mahal. Apakah umat Katolik harus menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Katolik? Memang tidak ada keharusan, apalagi hukum. Pernah seorang suster berpesan ke adiknya agar semua keponakannya disekolahkan di sekolah Katolik. Seorang ibu memilih sekolah yang ada susternya, karena suster sering mengajak anak-anak ke kapel untuk berdoa. Bapak yang lain mencari sekolah Katolik yang ada pastornya, karena ingin kekatolikan anaknya kuat

PENGUMUMAN PERKAWINAN (15-16 Juni 2013)

Gambar
Akan saling menerimakan  Sakramen Perkawinan *  Kornelius Jun Tshoi &  Anastasia Olivia Wangsa      ( Pengumuman III ) *  Reky  Sudarnio &  Elyzabeth Emmanuel                      ( Pengumuman II ) *  Farmalik Farid &  Elisabeth Deasy  Afriane Gani         ( Pengumuman I ) *  Hendrikus Alberty Bole &  Melinda Tumbelaka             ( Pengumuman I ) Barangsiapa mengetahui adanya halangan atas rencana perkawinan tersebut, wajib melaporkannya kepada pastor paroki.

Santa Yuliana Falconieri, Biarawati

Gambar
Yuliana lahir pada tahun 1270 dan meninggal dunia pada tahun 1341. Sebagai pendiri Tarekat Biarawati Servita, ia sangat dihormati.  Semangatnya untuk meneladani pamannya Santo Aleksis, pendiri Ordo Servita, mendorongnya untuk melakukan hal yang sama bagi kaum wanita.  Kiranya Tuhan sudah menanamkan benih-benih panggilan Ilahi dalam dirinya sejak masa kecilnya, sebab Yuliana kecil sudah menjadi anggota ketiga Ordo Servita, yang didirikan pamannya, sejak berumur 8 tahun.  Keanggotaannya waktu itu dijalaninya dengan tetap tinggal bersama ibunya di rumah, sampai ibunya meninggal pada tahun 1304.  Sepeninggal ibunya, ia tinggal bersama beberapa orang wanita lainnya di sebuah rumah yang kemudian menjadi pusat biara suster-suster Servita.  Tarekat ini mengabdikan diri pada hidup komtemplatif dan hidup aktif dengan melakukan berbagai karya amal. Kemudian Yuliana diangkat menjadi pimpinan tertinggi tarekat itu.  Kesalehan hidupnya dan kebijaksanaannya membuat ia mampu m

“Kristus Hadir dalam Sabda-Nya”

Gambar
Tidak sedikit pastor atau imam yang homilinya ditunggu-tunggu oleh umat. Mereka itu para imam yang sungguh mempersiapkan homili dengan amat bagus.  Homilinya dikembangkan berdasarkan sabda Tuhan dari bacaan Kitab Suci hari itu, diberi pengantar dan contoh-contoh yang konkret dan mengena di hati umat. Sebaliknya umat merasa sedih dan kecewa ketika imamnya dalam homili lebih banyak memarahi daripada menyampaikan perkataan yang menyejukkan dan meneguhkan iman. Homili sangat penting dalam Misa Kudus. Tetapi homili sendiri bukan yang terpenting dari Misa Kudus. Homili lebih mau mengaktualisasikan dan menkonkretkan Sabda Tuhan dalam hidup kita sekarang ini dan di sini.  Namun dalam Liturgi Sabda, puncak perayaannya terjadi justru saat Injil diwartakan dan dibacakan. Saat Injil dibacakan itu, Kristus sendiri sedang bersabda kepada umat-Nya. Itulah sebabnya Gereja mengajarkan bahwa “Kristus hadir dalam Sabda-Nya, sebab Ia sendiri bersabda bila Kitab Suci dibacakan dalam Gereja” (S

Pencuri Kue

Gambar
Hari Minggu Biasa XI Oleh: Pastor Paulus Tongli, Pr Inspirasi Bacaan dari : 2 Sam. 12:7-10, 13; Gal. 2:15-16, 19-20; Luk. 7:36-8:3 Kutipan injil hari ini mengingatkan saya akan sebuah kenangan tentang “seorang pencuri kacang telur”. Suatu kali saya sedang menunggu di bandara. Karena merasa agak lapar, saya membeli sekantong kacang telur dan kemudian menuju ke tempat duduk yang lebih nyaman. Saya mengambil posisi, meletakkan tas saya di samping dan mulai membaca buku. Tiba-tiba saya menyadari bahwa di samping saya duduk seorang ibu yang ikut makan kacang telur yang dari tadi saya makan. Saya sedikit heran, tetapi tak apalah. Saya tetap melanjutkan membaca, makan kacang dan memperhatikan jam. Setiap kali saya mengambil beberapa biji kacang, ibu itu juga melakukan hal yang sama. Ketika hanya tersisa sedikit saja, saya agak penasaran, apa yang akan dibuat oleh ibu itu. Ia kemudian dengan sedikit senyum mengambil kacang itu, dan menyodorkannya kepada saya. Merasa agak lucu akan p

Secangkir Teh Pembawa Sial

Gambar
seperti biasa sebut saja Budi (bukan nama sebenarnya) memulai harinya dengan wajah yang lesu. Semalam ia harus menyelesaikan tugas matakuliah karena memang esok adalah hari terakhir mengumpulkannya. Raut lesu dan sayup terlihat jelas karena baru jam 3 pagi ia baru bisa terlelap.Padahal jadwal kuliah dimulai pukul delapan pagi. Pagi itu, sang ibu yang memaksa Budi untuk bangun dan tak lupa ibunya menyiapkan sarapan ala kadarnya untuk keluarga. Menjadi kebiasaan dikala pagi, Budi sekeluarga sarapan bersama. Namun, tak disangka pagi itu, saat sarapan, adik perempuannya menumpahkan secangkir teh tepat disamping Budi. Tak pelak Budi terhenyak, dan segala umpatan dan emosi keluar dari mulut Budi. Akibatnya sang adik pun menangis dan menyebabkan ketinggalan naik bis sekolah. Budi pun terpaksa harus mengantar adiknya karena jarak sekolahnya cukup jauh. Kegiatan yang semula direncanakan mulai berantakan. Budi pun harus merelakan waktunya untuk mengantarkan adik. Di jalan ia memacu

HIDUP DOA DAN MATIRAGA

Gambar
Ada seorang bapak yang sangat saleh, namun kini jatuh sakit. Ia sakit stroke, dan sakitnya itu sudah berlangsung 4 tahun ini. Bapak itu lumpuh dan sehari-hari dilayani istri dan anaknya.  Tetapi bapak itu selalu tampak ceria ketika dikunjungi teman, tetangga atau siapapun. Ketika ada yang bertanya dengan hati-hati tentang penderitaan sakitnya, bapak itu berkata: “Sakit itu tentu tidak enak. Tetapi ketika saya persembahkan sakit ini kepada Tuhan, rasanya saya boleh ambil bagian dalam penderitaan Tuhan Yesus di salib dahulu. Lalu….kok jadi lebih dapat pasrah dan ringan ya”. Sadar atau tidak sadar bapak itu telah melaksanakan ajaran Gereja melalui Konstitusi Liturgi artikel 12 yang menyebutkan: “Rasul Paulus mengajar, supaya kita selalu membawa kematian Yesus dalam tubuh kita, supaya hidup Yesus pun menjadi nyata dalam daging kita yang fana. Maka dari itu dalam kurban Misa kita memohon kepada Tuhan, supaya dengan menerima persembahan kurban rohani, Ia menyempurnakan kita sendiri