Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Sinode 2012

Gambar

Misteri Allah – Misteri Manusia

Gambar
Hari Raya Tritunggal Mahakudus P. Paulus Tongli, Pr Pesta hari ini – Hari Raya Tritunggal Mahakudus – agak istimewa dibandingkan dengan hari-hari besar gereja lainnya. Semua hari besar adalah hari peringatan akan suatu peristiwa sejarah. Kita merayakan kelahiran Yesus, kematianNya, kebangkitanNya, kenaikanNya ke Surga, pencurahan Roh Kudus. Namun pada perayaan hari ini kita tidak memperingati suatu kejadian dalam sejarah. Kita merayakan, apa yang dapat dikatakan sebagai refleksi akan kejadian, merayakan suatu inti iman atau dogma yang sulit dipahami oleh banyak orang. Itulah yang terungkap dalam bacaan injil hari ini: “… tetapi beberapa orang ragu-ragu”. Oleh karena itu marilah kita mencoba menyelami misteri ini berpangkal pada kutipan injil hari ini. Kutipan ini juga menyangkut para murid, dan karenanya juga kita. Kalau intinya adalah misteri, maka juga merupakan misteri kita sendiri. Misteri Allah Marilah kita mulai dengan Yesus. Ia kini kembali berada di Galilea. D

Habit is A Power

Gambar
Suatu hari rakyat bersorak-sorai menyaksikan kehebatan keahlian memanah seorang panglima yang luar biasa. 100 kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran. Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, “Panglima memang pemanah hebat! Tetapi, itu hanya keahlian yang diperoleh dari kebiasaan yang terlatih.” Panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, “Tunggu sebentar!”  Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya.  Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan

Hari RayaTritunggal Mahakudus

Gambar
Pada hari ini Gereja mengundang kita untuk memeditasikan misteri Tritunggal Mahakudus dan rencana agung Allah Tritunggal Mahakudus bagi kita sejak semula. Hakekat dari rencana ini adalah bahwa dari sejak kekal Allah telah menginginkan sebuah umat yang akan ikut ambil bagian dalam kehidupan dan kasih-Nya. Walaupun dosa masuk ke dalam dunia sejak awal-awal kemanusiaan, yaitu ketika Adam dan Hawa menyalahgunakan kebebasan mereka dan karenanya kehilangan keintiman kasih Allah, rencana abadi Allah tetap berlaku. Hari Raya Tritunggal Mahakudus ini adalah satu dari sedikit hari-raya/pesta yang didedikasikan kepada sebuah doktrin dan bukannya suatu peristiwa keselamatan. Perayaan ini diawali pada abad pertengahan, di mana ditekankan bahwa hanya ada satu Allah, karena Dia hanya memiliki satu kodrat ilahi; namun ada tiga pribadi.   Orang-orang Yahudi mempunyai sebuah pernyataan iman-kepercayaan fundamental, yaitu “Shema”: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN (YHWH) itu Allah kita, YHWH

Hari Raya / Hari Besar Liturgi

Gambar
Hari Besar dalam Gereja sangat erat berkaitan dengan Penanggalan Liturgi. Sebagaimana kita ketahui, Penanggalan Liturgi kita terdiri akan dua lingkaran kehidupan Yesus, yaitu : lingkaran kelahiran (Adven dan Natal) lingkaran kebangkitan (Prapaskah dan Masa Paskah) serta masa biasa di antara kedua lingkaran tersebut. Kita baru saja melewati lingkaran kelahiran, berada dalam masa biasa, sebelum akan masuk dalam lingkaran kebangkitan dengan masa prapaskah yang akan dimulai dengan Hari Rabu Abu. Pada kedua lingkaran masa liturgi itu kita memiliki sejumlah hari-hari yang dipakai untuk merenungkan misteri Kristus penebus. Di luar masa itu kita juga merayakan tokoh-tokoh dan peristiwa tertentu, bersama Bunda Maria dan GerejaNya. Kita memang memulai tahun liturgi/Penanggalan Liturgi dari Minggu Pertama Adven dan berakhir pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam.  Penanggalan Liturgi kita terdiri dari dua lingkaran kehidupan Yesus, terdiri dari: 4 minggu Masa Adven, 2 minggu Masa Nat

Penutupan Bulan Maria 2012

Gambar

Misa & Adorasi

Gambar

BERUBAH UNTUK BERBUAH

Gambar
Hari Raya Pentakosta P. Sani Saliwardaya, MSC Sumber Inspirasi:Kis.2:1-11; Gal. 5:16-25;  Yoh. 15:26-27, 16:12-15 Lima puluh hari sesudah Kebangkitan Yesus dan sepuluh hari sesudah Kenaikan-Nya ke Sorga, Gereja merayakan hari Raya Pentakosta, turunnya Roh Kudus atas Para Rasul. Peristiwa Pentakosta menjadi titik awal dan titik balik karya perutusan Gereja Purba. Disebut titik awal karena sejak peristiwa Pentakosta itulah, Para Rasul secara terbuka memberikan kesaksian tentang komunitas mereka serta perutusannya. Dan disebut titik balik, karena sejak peristiwa Pentakosta itu pula, mereka secara berani dan terus terang mewartakan Kristus, yang telah dibunuh namun dibangkitkan Allah, sebagai Juru Selamat umat manusia. Peristiwa Pentakosta telah mengubah Para Rasul, hidup dan perutusan mereka. Mengapa mereka bisa berubah?  Marilah kita sedikit cermati peritiwa Pentakosta itu sendiri yang dikisahkan dalam bacaan I. Ada dua hal menarik yang dikisahkan di sana. Pertama-tama,

Memberi, baru meminta

Gambar
Suatu malam hujan turun dengan lebat diiringi angin kencang dan petir yang menyambar-nyambar. Malam itu telepon berdering di rumah seorang dokter. '' Istri saya sakit,” terdengar suara minta pertolongan. ''Dia sangat membutuhkan dokter segera." Si dokter menjawab, ''Dapatkah Bapak menjemput saya sekarang ? Mobil saya sedang masuk bengkel.''   Mendengar jawaban itu, lelaki tersebut menjadi berang. ''Apa ?!!!!!!'' katanya dengan marah. ''Saya harus pergi menjemput dokter pada malam yang berhujan lebat seperti ini ???!!!' Kita senantiasa meminta sesuatu kepada orang lain. Sayangnya, kita seringkali lupa untuk memberi. Kita tak sadar bahwa apapun yang kita berikan sebenarnya adalah untuk diri kita sendiri, bukan untuk siapa-siapa. Di dunia ini tak ada yang gratis. Segala sesuatu ada harganya. Seperti halnya membeli barang, Anda harus memberi terlebih dahulu sebelum meminta barang tersebut. Kalau Anda seorang

Tinggalkan Telepon Genggam di Rumah

Gambar
Baru-baru ini saya ikut ambil bagian dalam Misa; tiba-tiba terdengar dering telepon genggam yang segera dimatikan. Hal ini terjadi dan terjadi lagi. Dering tersebut mengganggu orang banyak dan membuyarkan konsentrasi saya. Adakah peraturan mengenai penggunaan telepon genggam di gereja? ~ seorang pembaca Telepon genggam merupakan trend baru. Semakin banyak saja orang yang memiliki telepon genggam dan terlihat mempergunakannya sementara mereka mengendarai mobil, berjalan kaki, menyusuri lorong-lorong supermarket, atau sekedar berdiri di suatu tempat. Lebih payah lagi, seorang imam teman saya di keuskupan lain, yang adalah imam paroki sebuah gereja yang berbentuk bundar, melihat para remaja di satu sisi gereja menelepon teman-teman mereka yang duduk di seberang, di sisi gereja yang lain. Kita mendengar telepon genggam berdering di pertokoan, di restoran, dan yang menyedihkan dalam perayaan Misa - betapa menjengkelkan. Bagi sebagian orang, telepon genggam yang diselipkan di ikat p

Hari Raya & Pesta Gerejani

Gambar
Hari Raya Pentakosta Pada Hari Raya Pentakosta, Roh Kudus turun atas Bunda Maria dan Para Rasul. Peristiwa ini terjadi lima puluh hari sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati dan sepuluh hari sesudah Yesus naik ke Surga. Pada hari inilah kita merayakan hari lahirnya Gereja! Roh Kudus menerangi pikiran Para Rasul sehingga mereka ingat dan mengerti akan semua yang telah diajarkan Yesus. Roh Kudus juga memberi mereka kekuatan sehingga para murid itu berani pergi dan menjadi saksi Kristus ke seluruh dunia. St. Petrus, pemimpin Gereja, Paus Pertama kita, berbicara kepada orang banyak yang berkumpul. Ia mewartakan Yesus kepada mereka dan ribuan orang menjadi percaya serta menyerahkan diri untuk dibaptis! Kita menerima Roh Kudus pertama kali pada saat kita menerima Sakramen Baptis. Kemudian kita dikuatkan dalam Roh Kudus oleh Sakramen Penguatan. Mari kita gunakan karunia-karunia Roh Kudus untuk melayani-Nya dengan lebih baik. Pesta SP. Maria Mengunjungi Elisabeth

Mengapa Kita Menghormati Bunda Maria?

Gambar
Sepanjang bulan Mei, Gereja meminta kita untuk memberi perhatian secara lebih istimewa kepada Santa Perawan Maria, Bunda Allah. Bunda Maria sangat berarti bagi kita karena beberapa alasan: 1. MARIA, GADIS YAHUDI Pertama-tama karena Bunda Maria adalah Bunda Yesus. Maria adalah seorang gadis belia, mungkin usianya masih belasan tahun, ketika ia menjadi Bunda Yesus. Kemungkinan besar Maria dilahirkan di kota Sepphoris, yang terletak di sebelah utara Palestina. Sepphoris adalah sebuah kota besar di mana bangsa Yahudi dan bangsa Romawi hidup berdampingan dengan damai. Sepphoris merupakan ibu kota Galilea. Kota itu memiliki banyak rumah yang indah dan bahkan sebuah gedung teater yang besar. Sepphoris hancur luluh dilanda gempa bumi besar ketika Maria masih kanak-kanak. Jadi keluarga Maria pindah beberapa mil jauhnya ke Nazareth, sebuah dusun kecil yang berpenduduk hanya 150 hingga 300 orang. “Nazareth” dalam bahasa Ibrani mempunyai dua arti yang berbeda. Nazareth bisa berarti

Dunia tanpa kekuatan

Gambar
Sore ini saya membaca sebuah tulisan yang ada di kaos saya yang berbunyi “dunia tanpa kekuatan” Bisa dibayangkan jika dunia tanpa kekuatan itu? Saya membaca tulisan itu dan terlintas apa kekuatan dunia ini, dan yang pertama nyantol di otak saya adalah “cinta”, “spiritualitas” dan Allah. Cinta, spiritual dan Allah sendiri adalah kekauatan dunia ini. Dunia saat ini memang telah mengalami “krisis” akan kekuatan-kekuatan ini karena dunia telah dililit oleh kepentiangan pribadi akan kepuasan dirinya sendiri, jika hal ini terus dibiarkan maka dunia pasti akan hancur dan kedamaian hilang dari atas dunia ini. Kita bisa melihat kejadian-kejadian yang muncul hari-hari ini akan banyaknya perampokan dan pembunuhan demi pemenuhan kepuasan diri sendiri yaitu akan kebutuhan uang untuk pemenuhan diri sendiri ini. Cinta, spiritualitas, kemanusiaan dan Allah seolah telah dihilangkan dan tidak lagi dianggap keberadaannya. Lalu bagaimana untuk mengatasi keadaan yang demikian ini? yaitu kea

MEMBERI-Menjadikan Dunia Lebih Baik untuk Orang Lain & untuk Diri Sendiri

Gambar
Pada tanggal 19 Maret 2011 yang lalu, kebetulan tidak ada kegiatan hari itu, saya memutuskan untuk ke toko buku Gramedia di jalan matraman Raya, 46-48 Jakarta. Di sini saya membeli beberapa buku. Ketika saya tengah menunggu di antrean kasir dengan beberapa buku belanjaan, tepat di depan saya ada seorang anak gadis kecil berjilbab yang tiba di meja kasir dengan tiga buku yang mau ia beli. Dari penampilannya, ia bukan anak dari seorang yang berada. Sambil memperhatikan pesan sms yang masuk, saya melirik ke kaki gadis kecil itu, ia memakai sandal jepit yang tampak kusam dan menipis. Saya bisa merasakan kegugupannya. Petugas kasir menghitung harga semua buku itu, dan ternyata uang gadis kecil itu tidak mencukupi untuk membeli ketiga buku itu. Gadis kecil itu buru-buru memutuskan untuk membatalkan satu buku. Pada penghitungan ke dua, kedua buku yang tersisa masih terlalu besar jumlahnya. Pada titik ini, orang-orang di belakang saya bertanya-tanya apa yang menyebabkan tertahannya antr

Misa Syukur & Ramah Tamah Yubelium

Gambar

Cinta dan Kehilangan

Gambar
Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami Macintosh satu tahun sebelumnya, dan  saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat.  Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya.  Dalam satu tahun pertama, semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan. Dalam beberapa

Pesan Bapa Suci Benediktus XVI untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-46

Gambar
20 Mei 2012 Saudara dan Saudariku yang terkasih, Menjelang hari Komunikasi Sedunia tahun 2012, saya ingin berbagi dengan anda beberapa permenungan tentang salah satu aspek dari proses komunikasi manusia yang meskipun penting, sering diabaikan, dan kini tampaknya sangat perlu untuk diingat. Ini menyangkut hubungan antara keheningan dan kata: dua aspek komunikasi yang perlu dipertahankan agar tetap berimbang, untuk diterapkan  secara bergantian dan diintegrasikan satu sama lain jika ingin mencapai dialog yang otentik dan hubungan kedekatan yang mendalam di antara manusia. Ketika kata dan keheningan terpisah satu dengan yang lain, komunikasi menjadi putus entah karena keterpisahan itu menimbulkan kebingungan atau  karena, sebaliknya, menciptakan suasana dingin. Namun apabila mereka saling melengkapi, komunikasi memperoleh nilai dan makna. Keheningan adalah unsur utuh dari komunikasi;  tanpa keheningan, kata yang kaya pesan tak akan ada. Dalam keheningan, kita lebih mampu m

Pengajaran Dasar Bunda Maria

Gambar
Walaupun hingga kini belum diakui secara resmi oleh Bunda Gereja (Magisterium, Kolegium Para Uskup Gereja Katolik seluruh dunia di bawah pimpinan Paus sebagai uskup Roma), umat Kristen Katolik juga menyebut Bunda Maria Penebus Serta (Coredemtrix =penebus serta, kawan atau rekan penebus). Dengan gelar penebus serta tidak berarti kita memiliki dua penebus, penebus dan juru selamat kita hanya Yesus Kristus (Lihat Yoh 14:6; Kis 4:12; Mat 20:28; Mrk 10:45; 1Tim 2:6). Maria mendapat Gelar Penebus serta karena ia memegang peranan yang sangat penting dalam sejarah keselamatan. Bila kita perhatikan Lukas 1:38 "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." disini jelas bahwa Maria mau mengandung Yesus yang adalah Juruselamat dan Penebus (dengan segala konsekuensinya bahkan Penderitaan dan kepedihan "dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri" Luk 2:35), Maria bisa saja menolak, karena setiap manusia dikaruniai kehendak bebas (bdk

Kekudusan dan Pelayanan

Gambar
Hari Minggu Paskah VII P. Paulus Tongli, Pr Sumber Inspirasi: Yoh 17:11-19 Ada dua gejala yang mewarnai kecenderungan bertindak mayoritas orang yang sering kita jumpai. Gejala pertama biasa disebut gejala formalisme agama, yaitu suatu kecenderungan untuk melihat agama sebagai suatu rangkaian tindakan kultis untuk pengudusan diri terpisah dari sikap sosial. Pengudusan pribadi diperoleh melalui ibadat-ibadat kultis berupa doa dan persembahan. Gejala lain adalah yang biasa disebut relativisme agama, yaitu suatu kecenderungan untuk melihat agama sebagai hal yang sekunder berhadapan dengan sikap sosial. Yang terpenting dalam gejala kedua ini adalah sikap sosial, dengan prinsip “karyaku adalah doaku”. Sabda Yesus di dalam bacaan injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan pemahaman kita akan agama yang benar, atau lebih tepat lagi iman yang benar. Dalam renungan ini saya ingin mengajak kita untuk memusatkan perhatian pada ayat ini: “aku menguduskan diriKu bagi mereka supaya mer