Roti Kehidupan Abadi

“Roti” yang dimaksudkan di dalam Warta Gembira hari ini bagi kita masa kini kita imani dalam rupa ‘roti tak beragi’ yang setiap kali kita terima di dalam Perayaan Ekaristi, yaitu ‘komuni suci’. Setiap kali menyambut komuni kita mengatakan ‘Amin’ atas kata-kata dari pemberi komuni “Tubuh Kristus”, yang berarti kita mengimani dan menghayati bahwa yang kita terima adalah ‘Tubuh Kristus’. Makanan sedikit banyak atau secara dominan menentukan kwalitas pribadi yang bersangkutan, apa yang biasa dimakan akan menentukan kwalitas pribadi yang bersangkutan. Maka jika kita menyantap ‘Tubuh Kristus” berarti hidup dan cara bertindak kita dijiwai oleh Yesus Kristus, kita memiliki cara hidup dan cara bertindak sesuai cara hidup dan cara bertindak Yesus Kristus, dan dengan demikian kelak kita layak untuk menikmati hidup selama-lamanya di sorga.
Jika kita meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus Kristus, maka kita tidak hanya akan hidup selamanya di sorga tetapi selama hidup di dunia ini kita juga tetap hidup dengan gairah, ceria, dinamis, penuh harapan, dst.. meskipun harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan; kita dapat mengatasi atau mengalahkan aneka macam godaan atau rayuan setan yang merajalela di sana-sini dalam kehidupan masa kini. Dengan kata lain kita memiliki budi pekerti luhur, yang antara lain menghayati keutamaan-keutamaan “bekerja keras, berani memikul resiko, berdisiplin, beriman, berhati lembut, berinisiatif, berpikir matang, berpikiran jauh ke depan, bersahaja, bersemangat, bersikap konstruktif, bersyukur, bertanggung jawab, bertenggang rasa, bijaksana, cerdik, cermat, dinamis, efisien, gigih, hemat, jujur, berkemauan keras, kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri, mawas diri, menghargai karya orang lain, menghargai kesehatan, menghargai waktu, pemaaf, pemurah, pengabdian, pengendalian diri, produktif, rajin, ramah tamah, rasa kasih sayang, rasa percaya diri, rela berkorban, rendah hati, sabar, setia, sikap adil, sikap hormat, sikap tertib, sopan santun, sportif, susila, tangguh, tegas, tekun, tetap janji, terbuka dan ulet “(Prof.Dr.Sedyawati: Pedoman Penananam Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka, Jakarta 1997)
Kami berharap dan mendambakan para orangtua atau bapak-ibu dapat menjadi teladan hidup berbudi pekerti luhur bagi anak-anaknya. Mungkin anda juga akan bertanya “Bagaimana mungkin?”. Ingat bahwa anda telah saling berjanji untuk saling mengasihi baik dalam untung dan malang, sehat maupun sakit sampai mati, maka agar anda menjadi mungkin sebagai teladan berbudi pekerti luhur bagi anak-anak anda, hendaknya anda saling membantu dan mengingatkan jika di antara anda lalai dalam menghayati janji tersebut. Hendaknya anda sungguh bekerjasama atau bergotong-royong dalam menjadi teladan berbudi pekerti luhur. Anak-anak hendaknya sedini mungkin dilibatkan atau diajak untuk berpartisipasi di dalam Perayaan Ekaristi, dan ketika saat menyambut komuni suci mohonkan berkat bagi anak anda melalui yang menerimakan komuni suci. Kebersamaan anda dalam satu keluarga dalam berpartisipasi di dalam Perayaan Ekaristi akan menjadi pengalaman yang indah bagi anak-anak anda dan tentu saja juga bagi anda berdua sendiri.[ ---Ign Sumaryo SJ]
Komentar
Posting Komentar