“DIPERLENGKAPI UNTUK SALING MELENGKAPI DI TENGAH KEANEKARAGAMAN”

Hari Minggu Biasa XIII

By:Yohana 
(dari Rukun Angelus)
Pemenang Lomba Membuat Dan Membawakan Renungan

Bacaan Inspirasi : (2 Korintus 8:7,9,13-15)


Ada satu pribahasa trend yang seringkali terdengar, bahkan hingga saat ini “ berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Dalam arti yang sederhana pribahasa ini menggambarkan kehidupan manusia yang saling melengkapi, di tengah keanekaragaman corak latar belakang kehidupan manusia. Dalam kehidupan kita, tidak sedikit sesama manusia mengalami problem kemanusian, sehingga Tuhan menjadikan manusia lebih baik dari satu. Mengapa demikian? Ya, agar kita bisa sadar bahwa begitu berartinya keberadaan kita untuk orang lain, dan manusia tidak dapat hidup sendiri bahkan sesungguhnya diciptakan untuk saling melengkapi dalam segala sesuatu.

Di ayat yang ke 7, dikataka “Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini”. Kita bisa menarik kesimpulan bahwa oleh kasih karunia Tuhan, kita diperlengkapi dalam segala sesuatu. Dan sangat banyak peluang dan kesempatan yang diberikan kepada kita untuk melakukan pelayanan kasih terhadap sesama kita. Namun, apakah yang selama ini menghalangi kita memberi seperti yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya? Apakah kemiskinan dan kekurangan kita? Ketidakmampuan kita mengatur keuangan dengan baik? Sifat kikir kita? Kekuatiran tentag masa depan yang berlebihan? Ataukah kekurang pahaman kita tentang kasih karunia Allah dalam hidup kita?

Di ayat yang ke 9, dikatakan:” Karena kamu telah mengenal kasih Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya karena kemiskinanNya”. Dalam ayat 9 sangat ditekankan bahwa kita pun belajar memberi dengan berpusat pada Allah dan mengingat semua kasih karunia-Nya  bagi kita serta teladan sempurna Kristus, ketika Dia rela meninggalkan segala kekuasaanNya dan keilahianNya dan menjadi manusia hina dan mati di kayu salib bagi kita. Pengorbana Kristus memang sungguh luar biasa, dan kita tidak mampu, dan juga tidak diminta, untuk menjadi sehebat Dia. Kita menyadari bahwa siapa sih kita ini tanpa Dia? Kita dijadikan kaya dan diperlengkapi oleh pengorbanan Kristus sehingga kiranya kitapun ada kerinduan untuk memberi demi kebutuhan orang lain.

Dalam ayat 13-15 dikatakan: “Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit tidak kekurangan”. Ya, saya jadi teringat dengan sebuah pujian rohani yang liriknya sangat menyentuh bagi saya, pujian ini dibawakan oleh Band Rohani yang bernama “One Way”, seperti ini liriknya:” Oh betapa indahnya hidup kita jalani tiada waktu terlewat tanpa bahagia, mari lihat keluar terkadang kita lupa kita tak sendiri menikmati indahnya hidup yang diberi Sang Pencipta. Bagaimana dengan mereka yang menjerit karena lapar dan hidup dari belas kasihan orang seperti kita, bagaimana dengan mereka yang tak punya apa-apa, apa yang telah kita buat karena kita diciptakan untuk berbagi hidup dengan mereka”. Apakah makna dari pujian di atas? Kita selaku umat percaya yang dianugerahkan berbagai keanekaragaman yang mewarnai kehidupan kita di dalam berjemaat. Misalnya ada orang-orang yang hidupnya berkelimpahan dalam hal materi dan ada yang berkekurangan. Dan ada juga orang yang suka mengeluh walaupun kadang masalah atau problem yang dia gumuli itu tidak seberapa. Tapi ada juga orang selalu mensyukuri hidupnya walaupun masalah atau problem tak pernah luput dari kehidupan mereka. Ya, itulah keanekaragaman. Untuk itu, marilah kita saling melengkapi sehingga terwujud keseimbangan di tengah-tengah kehidupan kita. Ketika kita hidup berkelimpahan, tetapi hati kita tertutup rapat bagi sesama, maka itu adalah kelemahan dan kegagalan kita sebagai jemaat Tuhan. Sepatutnya kita patut mengambil contoh dari mereka yang berkekurangan tetapi tetap mensyukuri kehidupan yang diberikan oleh Bapa kita yang di Sorga, itulah kelebihan mereka. Untuk itu marilah dengan pertolongan Roh Kudus kita saling menguatkan karena Allah menginginkan kita memiliki hati yang peduli kepada sesama dan hati yang berkemakmuran. Seperti pujian Rohani di atas, marilah kita membangun kehiduan yang seimbang dalam hal pelayanan kasih di tengah kenyataan dalam beragam perbedaan, dan tetap menghargai perbedaan itu.  Bahkan secara iman, kita harus menjadikan perbedaan sebagai dasar bagi kehidupan orang, percaya untuk hidup saling melengkapi. “Tuhan Yesus Memberkati kita sekalian”. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu

Apakah makna orang Katolik memasang lilin di depan Patung Yesus atau Maria?