Menjadi Pelayan Tuhan


"Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu 
hendaklah ia menjadi pelayanmu"
Markus 10 : 43

Logika manusia dan logika Tuhan, sering sekali amat bertolak belakang. Apa yang dianggap benar, wajar oleh manusia, dianggap sebaliknya oleh Allah. Ketika dunia menawarkan kedudukan, kekuasaan dan kepeminpinan, Yesus menawarkan posisi dan pekerjaan yang rendah, sederhana bahkan hina dina, yaitu mejadi Hamba dan Pelayan. Dalam pandangan manusia peminpin dan pembesar harus dilayani dan memberi komando atau perintah kepada orang lain untuk berbuat sesuatu, tetapi dalam pandangan Yesus, justru peminpin dan pembesar itulah yang harus berperan sebagai hamba dan pelayan. Dan lebih hebat lagi, Yesus tidak hanya berbicara, ia memberi contoh dengan diriNya sendiri. "Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Logika Yesus adalah logika kerajaan Sorga, dimana manusia sama martabatnya dan derajatnya. Disana tidak adalah lagi pembesar dan penguasa; disana hanya ada Allah yang mengasihi dan mencintai setiap manusia, sebagai anak anaknya; disana Allah menghendaki setiap manusia sungguh sungguh menjadi anak anak kesayanganNya. Mereka semuaharus menerima satu sama lain seperti saudara dan saudara tidak ada yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain. Relasi yang harus terjadi bukan lagi antara tuan dan hamba, tetapi antara adik dan kakak, saudara dan saudari, karena semua manusia adalah putera dan puteri dari Allah, yang adalah Bapa setiap orang. Kasih dan pelayanan satu sama lain sebagai satu sama lain sebagai satu anggota keluarga Allah akan menjadi warna pokok dan satu satunya relasi antara mereka.

Tugas untuk mewujudkan nilai nilai Kerajaan Allah ini pertama tama ada pada pundak para pengikut Yesus, apalagi para rasul, murid murid istimewa Yesus. Maka ketika Yakobus dan Yohanes bewrdebat soal posisi dalam Kerajaan Allah, Yesua merobah pola pikir atau logika duniawi mereka dengan logika Kerajaan Allah. Siapa yang menjadi peminpin dituntut untuk lebih lagi menjadi pelayan dan hamba, yang siap sedia untuk melayani.

Ini juga tuntutan dan panggilan setiap kita yang menjadi pengikut Kristus. Pertanyaan untuk kita bukan lagi "Menjadi Pelayan, menjadi Hamba, Siapa mau? pertanyaannya menjadi : "Sejauh mana Anda mau menjadi pelayan dan hamba?" Persoalan bagi kita bukan lagi mau atau tidak mau, tetapi sejauh mana kita menjalankan tugas pelayanan kita, itulah bukti sedalam apa komitmen kita menjadi pengikut Kristus? Buktikan dengan pelayananmu yang tulus ikhlas bagi sesama!

Tuhan ajarilah kami menjadi hamba dan pelayan, seperti Engkau sendiri. Engkau telah meninggalkan kemegahan dan kekuasaan ke Allah anmu untuk melayani kami sampai sehabishabisnya dengan korban diri di kayu salab. Semoga kami tidak menjadi pelayanan lewat sesama yang kami jumpai dalam hidup sehari-hari. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu

Apakah makna orang Katolik memasang lilin di depan Patung Yesus atau Maria?

“DIPERLENGKAPI UNTUK SALING MELENGKAPI DI TENGAH KEANEKARAGAMAN”