Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

KENOTIK – PENGOSONGAN DIRI

Gambar
  KENOTIK istilah dalam bahasa Yunani yang artinya "mengosongkan diri sendiri, ” adalah suatu keputusan untuk menjadi bukan siapa-siapa, untuk menjadi non-entitas, nix, nol! Yesus membiarkan diriNya menjalani tiga pengalaman Kenotik, bukan hanya satu kali atau satu cara saja , tetapi 3 kali (cara) yaitu : 1. Melalui Inkarnasi , Dia terlahir sebagai bayi lemah, miskin dan dibaringkan dalam palungan. Meskipun Dia adalah Allah yang Mahakuasa yang menciptakan bumi dan segala isinya, tetapi Dia memilih lahir di dunia yang diciptakann-Nya sendiri sebagai bayi manusia ciptaan-Nya. Mengalami pengalaman sebagai “bayi manusia“ sama seperti yang lainnya. 2. Dia mati di Kayu Salib yang dipakai untuk menghukum mati para kriminal di masa itu, meskipun Dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Dia lebih memilih kematian yang menyakitkan. Dia tidak mati secara alami atau kecelakaan. 3. Dia memilih untuk tetap menjadi Roti sampai akhir zaman dalam Sakramen Ekaristi Kudus. Sumber : Jose Mario Baut

Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Orang Sakit Sedunia XXIX Tahun 2021

Gambar
  “Hanya satu Gurumu  dan kamu semua  adalah saudara” (Matius 23:8) Relasi yang di dasar kan pada rasa  percaya  memandu  perawatan  orang  sakit Saudari dan saudara terkasih, Perayaan Hari Orang Sakit Sedunia ke-29 pada 11 Februari 2021, saat peringatan Santa Perawan Maria Lourdes, merupakan kesempatan untuk mencurahkan perhatian khusus kepada orang sakit dan mereka yang memberi pertolongan serta perawatan baik di lembaga kesehatan maupun keluarga dan komunitas. Kita secara khusus memikirkan mereka yang menderita berkepanjangan karena pandemi virus corona di seluruh dunia. Kepada semua saudara, terutama yang miskin dan tersingkir, saya menyatakan kedekatan batin saya dan meyakinkan mereka akan perhatian Gereja yang penuh kasih. 1.  Tema Hari Orang Sakit ke-29 ini diambil dari perikop Injil di mana Yesus mengkritik kemunafikan orang-orang yang gagal mempraktikkan apa yang mereka khotbahkan ( lih . Mat.23: 1-12). Ketika iman kita dikerdilkanmenjadi kata-kata kosong, tidak peduli dengan

MISA ITU SUCI! MISA ITU IBADAT RESMI GEREJA KATOLIK!

Gambar
 "The Fathers were seeking this, NOT AUTHORISING THE PROTESTANTIZATION of the Sacred Liturgy or agreeing to it being subjected to a false inculturation!" ~ Cardinal Roberth Sarah (Para Bapa Gereja melihat hal ini, TIDAK MENGIJINKAN PROTESTANISASI di dalam Liturgi Suci atau menaklukannya kepada inkulturasi palsu!) https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2847862495459677&id=2244038089175457 Pada awal abad ke 20, melalui *Tra le Sollecitudini,* (Instruksi tentang Musik Gerejawi) Paus Pius X menentukan bahwa alat musik gereja adalah orgel pipa. Sejak abad ke-16, alat musik lain seperti gitar, alat musik tiup dan brass instrument hanya boleh digunakan dengan ijin pemimpin Gereja setempat. (Seandainya pimpinan Gereja mengijinkan sangat dipertanyakan kualitas pemahamannya tentang liturgi suci: memprihatinkan!) Menurut Konsili Vatikan II, Konstitusi tentang Liturgi Suci (Sacrosanctum Concilium/ SC), memang alat musik yang dianjurkan adalah organ (orgel pipa), lihat SC