Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

PENGUMUMAN PERKAWINAN

Akan saling menerimakan Sakramen Perkawinan                  *  Arief Sosiawan     &  Laura  ( Pengumuman III )                   *  Chandra Abadi    &  Veronika Winardy     ( Pengumuman III )                   *  Victor Lobo Parinding   & Lusia Lili        ( Pengumuman III )                  *  Helmin   &  Shierly Kwenang          ( Pengumuman II )                  *  Lauwis Willy   & Junita Toei Duri       ( Pengumuman II )                 *  David Wirawan & Wiany Jauhari      ( Pengumuman I )                 *  Carlo C.F. Counrier & Yoko Musajaya     ( Pengumuman I )                 *   Nicksen Alexander Wijaya  & Elva Regina   ( Pengumuman I )                 * Zainal & Fanni Heran      ( Pengumuman I )       Barangsiapa mengetahui adanya halangan atas rencana perkawinan tersebut, wajib melaporkannya kepada  pastor paroki.  

Cerita Kehidupan dari India

Gambar
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Tuhan, Bapa kita" (Kolose 3 : 17)  Saya pikir, hidup ini kayanya cuma nambahin kesulitan-kesulitan saya aja ! 'Kerja menyebalkan' , hidup tak berguna', dan nggak ada sesuatu yang beres!! Tapi semua itu telah berubah. Pandangan saya tentang hidup ini benar-benar telah berubah! Tepatnya terjadi setelah saya bercakap-cakap dengan teman saya. Ia mengatakan kepada saya bahwa walau ia mempunyai 2 pekerjaan dan berpenghasilan sangat minim setiap bulannya, namun ia tetap merasa bahagia dan senantiasa bersukacita. Saya pun jadi bingung, bagaimana bisa ia bersukacita selalu dengan gajinya yang minim itu untuk menyokong kedua orangtuanya, mertuanya, istrinya, 2 putrinya, ditambah lagi tagihan-tagihan rumah tangga yang numpuk! Kemudian ia menjelaskan bahwa itu semua karena suatu kejadian yang ia alami di India. Hal ini d

Gereja Katolik yang Satu, =Sebuah Mimpi Utopis=

Gambar
by:  Yans Sulo Paganna', Pr. (Parocus Paroki Bokin) Kita sering mendengar kata-kata dalam katekese atau pendalaman iman: Gereja yg satu, kudus, katolik, dan apostolik. Mungkin kita hafal dan tahu menjelaskan semua kata kata tersebut, tetapi menghayati dan mempraktekkannya rasa saya kayaknya belum. Lebih konyol dan tragis lagi kalau kita sendiri tidak atau belum tahu sama sekali, maka bagaimana mungin kita bisa menghayati dan mempraktekkannya. Akan berlaku pepata Latin, "Nemo dat quod non habet", saya tidak bisa memberkan apa yang saya tidak punyai. Kali ini saya tidak akan mengurainya satu per satu. Saya hanya ingin mengambil kata "Gereja yg satu". Gereja Katolik adalah Gereja yang satu, yakni Gereja Kristus sendiri, yang oleh Vatikan II dibahasakan dgn "Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus", di mana anggota-anggotanya tersebar di banyak tempat. Saya katakan "rasa saya" kita tidak mengerti dengan baik dan benar karena dalam praktek

Santo Yusuf Pekerja, Pelindung para Karyawan

Gambar
Tradisi menuliskan pribadi Yusuf, suami Maria sebagai seorang tukang kayu di kota Nazareth. Ia seorang bangsawan yang saleh dan sederhana. Darah kebangsawanannya mengalir dari Raja Daud leluhurnya.  Kesucian dan kesalehannya terlihat di dalam ketaatannya pada kehendak Allah untuk menerima Maria sebagai istrinya serta mendampingi Maria dalam membesarkan Yesus, Putera Allah yang menjadi manusia. Kesederhanaannya terlihat dalam pekerjaannya sebagai seorang tukang kayu, dan cara hidupnya yang biasa-biasa saja di dalam masyarakat.  Dalam pribadi Yusuf, pekerjaan tangan memperoleh suatu dimensi ilahi. Kerja meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah dan memungkinkan manusia turut serta di dalam karya penciptaan dan penyelamatan Allah.  Atas dasar inilah gereja pada masa kepemimpinan Paus Pius XII menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari Raya Santo Yusuf Pekerja, sekaligus menetapkan sebagai Hari Buruh. Yusuf selanjutnya diangkat sebagai pelindung para kar

SADAR LITURGI (bagian 1)

Gambar
Memasuki Bulan Mei: Bulan  Mei  adalah Bulan Liturgi Nasional (BLN).diharapkan supaya selama bulan Mei Liturgi mendapat perhatian lhusus:didalami, dirangcang, dan dilaksanakan dengan lebih baik. selama Bulan  Mei ,Blog Gereja Katedral Makassar akan memberikan beberapa artikel tentang Liturgi. semoga bermanfaat Perayaan Ekaristi adalah perayaan KEHADIRAN Tuhan Yesus dan seluruh karya penebusanNya secara sakramental dalam Gerejanya (umat beriman). Sebagai perayaan kehadiran Tuhan, kitabisa memahami makna setiap bagian dari Perayaan Ekaristi. Hal-hal yang perlu dipersiapan sebelum merayakan perayaan Ekaristi :  Untuk menerima Kristus dalam komuni Ekaristi harus berada dalam keadaan rahmat. Kalau seorang sadar bahwa ia melakukan dosa berat, ia tidak boleh menerima Ekaristi tanpa sebelumnya menerima pengampunan di dalam Sakramen Pengakuan Dosa. Sebagai persiapan menyambut Sakramen ini, umat perlu memperhatikan pantang yang diwajibkan Gereja (puasa 1 jam sebelum misa) . 

MEMILIH NAMA BAPTIS

Gambar
Sejarah Pemakaian Nama Baptis  Nama baptis tidak saja memiliki arti religius, terkadang nama itu mempunyai makna simbolik pula. Misalnya, Rasul Petrus (artinya batu karang) sebelumnya bernama Simon. Sejak dulu, pemberian nama telah mendapat tempat penting dalam liturgi pembaptisan. Pada permulaan persiapan sudah didaftarkan nama yang hendak dipilih. Ini dijalankan pada abad ke-5 di Yerusalem, yaitu pada malam sebelum masa puasa dimulai. Pada abad ke-3, Cyprianus mencatat bahwa sebagian orang Kristen memilih nama seorang rasul. Eusebius juga mencatat tentang lima orang Mesir yang melepaskan nama kafir mereka dan mempergunakan nama nabi dari Perjanjian Lama. Pada permulaan abad ke-4 barulah dimulai kebiasaan untuk memilih nama baik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Yohanes Krisostomus dan Ambrosius-lah yang menganjurkan untuk mengambil nama Kristen pada pembaptisan. Maksudnya agar kita meneladani orang kudus yang kita pakai namanya, serta menjadikannya pendoa bagi

Aku menjadikan segalanya baru

Gambar
HARI MINGGU PASKAH V/C Oleh: Pastor  Paulus Tongli, Pr Inspirasi Bacaan dari : Kis. 14:21b-27; Why. 21:1-5a; Yoh. 13:31-33a,34-35 Mungkin ada di antara kita yang kadang-kadang merasa seakan dunia kita ini diterlantarkan oleh Allah. Bumi seakan berputar tanpa arah. Apalagi kalau kita melihat ke dalam sejarah umat manusia tampak bahwa sejarah manusia itu dipenuhi oleh darah, keringat dan air mata. Tetapi bacaan-bacaan hari ini mengajak kita bertanya: benarkah kita diterlantarkan oleh Allah? Bukankah Allah akan membuat segalanya sempurna dan baik?  Pasti banyak orang menganggap pertanyaan ini sebagai pertanyaan retorika, pertanyaan basa-basi! Bagi banyak orang, bahkan agama itu merupakan sebuah ilusi, laksana fatamorgana di padang gurun, hanya merupakan suatu tipuan pandangan. Agama dianggap menipu dan membiaskan pandangan kita dari masalah yang nyata. Inilah yang dimaksudkan Lenin, tokoh komunis itu, ketika ia mengatakan: orang-orang Kristen sibuk menatap ke langit tetapi

MEMBERIKAN TANPA BERSUNGUT-SUNGUT

Gambar
Memberi adalah merelakan apa yang sesungguhnya masih dibutuhkan dan bukan apa yang tidak lagi dipedulikan (Kawasan Wajib Bahagia) Gereja yang hidup adalah Gereja yang saling memperhatikan antara satu dengan yang lainnya. Lewat baptisan, semua umat Katolik menjadi Gereja. Dan seperti kita ketahui bahwa Konsili Vatikan II (1965) merumuskan bahwa derita dan kegembiraan Gereja di manapun merupakan derita dan kegembiraan Gereja universal. Saat ini, dengan tidak bermaksud untuk mengamen, tetapi sekadar mengingatkan tentang peran dan fungsi dan tanggungjawab masing-masing dari kita sebagai Gereja-gereja yang hidup, kami melaporkan kepada Anda yang merasa sebagai saudara dalam Yesus Kristus bahwa peran serta Anda dinantikan dalam pembangunan kembali reruntuhan longsor Pastoran Bokin, Paroki Santa Maria Bokin Tombang Lambe’, Toraja Utara, yang mau tidak mau harus segera dibenahi demi menghindari kerusakan dan resiko yang lebih buruk. Bagi Anda yang mau berpartisipasi sebagai salah satu m

YANG HIDUP MEMBIARA BUKANLAH ORANG TERBUANG TAPI PEJUANG KARYA PENYELAMATAN KRISTUS

Gambar
Ada seorang anak kecil yang senang mengikuti kegiatan di gereja, bahkan setelah dipermandikan ketika masih kelas 5 SD, dia langsung mengungkapkan keinginannya untuk menjadi imam setelah melihat sosok Pastor Mardi Suwignyo di Klaten yang menjadi idolanya. Meski sakit atau dalam keadaan apa saja, kalau diminta untuk melayani pastor itu tetap melayani. “Perlahan-lahan benih panggilan tumbuh dalam diri saya” melihat teladan itu, kata Pastor Yohanes Suparto Pr, pamong Seminari Stella Maris Bogor. Sharing itu diungkapkan oleh Pastor Suparto dalam kotbah Misa Hari Minggu Panggilan yang dirayakan di Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda (HSPMTB) Tangerang, tanggal 21 April 2013. Imam itu datang ke paroki itu bersama 25 murid seminarinya dan empat frater CICM yang semua live-in di sana. Keinginan masuk seminari sempat “ditolak’ ibunya. “Mungkin mama melihat saya kecil dan mungkin merasa kasihan sedangkan ayah saya mengikuti apa yang menjadi pilihan anaknya,’’ cerita imam itu,

APA ITU SEMINARI?

Gambar
1. Apakah Seminari itu? Kata seminari berasal dari kata Latin ‘semen’ yang berarti ‘benih atau bibit’. Seminari berasal dari kata Latin ‘seminarium’ yang berarti ‘tempat pembibitan, tempat pesemaian benih-benih’. Maka, seminari lalu berarti: sebuah tempat [tepatnya sebuah sekolah yang bergabung dengan asrama: tempat belajar dan tempat tinggal] di mana benih-benih panggilan imam yang terdapat dalam diri anak-anak muda, disemaikan, secara khusus, untuk jangka waktu tertentu, dengan tatacara hidup dan pelajaran yang khas, dengan dukungan bantuan para staf pengajar dan pembina, yang biasanya terdiri dari para imam / biarawan. Adapun kata ‘seminaris’ menunjuk pada para siswa yang belajar di seminari tersebut. Dari lintas sejarah gereja, kita mengenal seminari yang klasik, yakni serentak sebagai sebuah sekolah di mana para seminarisnya belajar di dalam kompleks seminari, entah sebagai sebuah SMP atau SMU, dan sekaligus sebagai asrama di mana mereka tinggal dan hidup dari hari ke hari. N

Menanggapi perayaan 50 tahun hari panggilan sedunia

Gambar
MInggu Paskah VI – 21 April 2013 diperingati sebagai Hari Minggu Panggilan sedunia ke-50 dengan tema: “Panggilan Sebagai Suatu Tanda Harapan Berdasarkan Iman”, yang kebetulan terjadi pada Tahun Iman, yang menandai tahun ke-50 dimulainya Konsili Vatikan II.Ketika Konsili Vatikan II sedang berlangsung, Hamba Allah, Paus Paulus VI, menyatakan hari itu sebagai hari doa seluruh dunia kepada Allah Bapa, memohon kepada-Nya agar selalu mengutus para pelayan bagi Gereja-Nya(bdk. Mat.9:38). Apa yang melatar belakangi diadakannya doa untuk memohon panggilan sedunia? Paus Paulus VI dalam pesan radio tahun 1964 menekankan sedikitnya jumlah pekerja di ladang tuaian, sementara di sisi lain ada banyak kebutuhan pastoral, banyak tantangan dunia yang sedang di hadapi, banyak kebutuhan untuk menerangi jalan-jalan kehidupan dengan pendamping yang terbuka, yang memahami situasi, yang kontekstual serta yang jeli untuk menangkap tanda-tanda zaman beserta dengan permasalahan-permasalahan yang menyertai

GEMBALA YANG BAIK

Gambar
HARI MINGGU PASKAH IV HARI MINGGU PANGGILAN ke 50 Oleh: Pastor  Sani Saliwardaya, MSC Inspirasi Bacaan dari : Kis. 13:14, 43-52; Why. 7:9, 14b-17; Yoh. 10:27-30; Hari ini, hari Minggu Paskah IV dipersembahkan sebagai hari Minggu Panggilan. Ada banyak jenis panggilan kehidupan dalam hidup menggereja; tetapi yang dimaksudkan panggilan dalam hari Minggu Panggilan ini adalah panggilan khusus untuk menjadi imam, biarawan, dan biarawati. Karena maksud itulah, maka bacaan Injil dengan sengaja diambil dari kisah Yesus sebagai Gembala Yang Baik.  Sebagai Gembala Yang Baik, Yesus sering dilukiskan dalam foto lukisan sedang memeluk mesra seekor anak domba, atau memanggul seekor anak domba sambil tersenyum manis. Melihat gambar lukisan itu, pernah ada umat yang memberi komentar demikian, “seharusnya para gembala kita seperti gambar lukisan itu. Senantiasa memiliki hubungan yang akrab dan mesra dengan domba-dombanya; dan senantiasa mendukung dan memanggul domba-dombanya yang kelelah

PESAN BAPA SUCI PADA HARI DOA SEDUNIA UNTUK PANGGILAN KE 50

Gambar
PESAN BAPA SUCI PADA HARI DOA SEDUNIA UNTUK PANGGILAN KE 50 Hari Minggu Paskah IV - 21 April 2013 Tema: Panggilan Sebagai Suatu Tanda Harapan Berdasarkan Iman Saudara-saudari yang terkasih. Pada kesempatan Hari Doa Sedunia Untuk Panggilan Ke-50, yang dirayakan pada tanggal 21 April 2013, Hari Minggu IV Paskah, saya ingin mengajak Anda semua untuk merenungkan tema: “Panggilan Sebagai Suatu Tanda Harapan Berdasarkan Iman”, yang kebetulan terjadi pada Tahun Iman, yang menandai tahun ke-50 dimulainya Konsili Vatikan II. Ketika Konsili Vatikan II sedang berlangsung, Hamba Allah, Paus Paulus VI, menyatakan hari itu sebagai hari doa seluruh dunia kepada Allah Bapa, memohon kepada-Nya agar selalu mengutus para pelayan bagi Gereja-Nya(bdk. Mat.9:38). “Hal memiliki jumlah imam yang cukup”, demikian pernyataan Paus pada waktu itu, “berdampak langsung pada seluruh umat beriman: bukan semata-mata karena mereka bergantung pada jumlah imam tersebut terkait dengan masalah rohani umat

Apakah Engkau Mengasihi Aku?

Gambar
Renungan Hari Minggu Paskah III Bacaan: Yohanes 21:1-19 Oleh: Paulus Tongli, pr Kristus yang bangkit ditampilkan dengan berbagai ceritera yang berbeda-beda di dalam Injil. Tetapi ceritera-ceritera yang berbeda-beda itu memiliki satu maksut, yakni untuk menjelaskan dan memberi kesaksian: bahwa Yesus yang telah disalibkan kini dengan cara yang baru dan melampaui bayangan manusia hidup di dalam kemuliaan. Ceritera injil hari ini juga memiliki maksud yang sama. Ada 3 poin penting dapat kita simpulkan dari kutipan injil hari ini: 1.   Tempat perjumpaan dengan Dia yang bangkit 2.   Undangan untuk ikut serta di dalam perjamuan paskah bersama 3.   Tuntutan untuk memberikan jawaban Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit merupakan suatu hadiah, suatu rahmat. Tidak semua orang bisa mengalami perjumpaan itu. Hanya mereka yang terbuka dan percaya yang dapat mengenal Dia di dalam perjumpaan. Yesus menampakkan diri kepada para murid. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepa