SEMOGA MEREKA MENJADI SATU.
Hari
Komunikasi Sedunia
by: Pastor Sani Saliwardaya, MSC
Kis. 7:55-60; Why. 22:12-14,
16-17, 20; Yoh. 17:20-26
Hari
ini merupakan hari Komunikasi Sedunia. Hari Komunikasi Sedunia oleh Gereja
selalu diletakan pada Hari Minggu Paskah VII. Dan secara “kebetulan” bacaan Injil hari ini merupakan bagian dari Doa Yesus
untuk murid-murid-Nya. Doa juga merupakan suatu komunikasi.
Apa
makna kata komunikasi? Komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio. Kata latin communicatio
berasal dari dua kata, yakni cum yang
berarti bersama, dengan, dan unio
yang berarti persatuan, kesatuan. Makna kata communicatio atau komunikasi adalah suatu proses atau suatu cara
berproses yang dengannya hendak dicapai suatu kesatuan atau persatuan. Dengan
kata lain, komunikasi adalah keseluruhan proses dan cara bertindak yang
mengarah pada terbangunnya suatu kesatuan atau persatuan. Dengan demikian,
komunikasi bukan hanya sekedar berbicara menggunakan mulut saja, tetapi juga
seluruh diri manusia: mulut, mata, telinga, otak (akal budi), perasaan dan
perhatian (hati), sikap tubuh (dalam bentuk gerakan-gerakan tangan, kepala,
mata, dll.). Karena itulah ketika seseorang berkomunikasi sering juga dikatakan
bahwa dia sedang mengkomunikasikan dirinya, dia sedang berbicara tentang
dirinya. Agar komunikasi diri ini bisa semakin ditangkap lawan bicara atau
orang lain maka tidak jarang orang tersebut menggunakan sarana bantu fisik
(kelihatan) yang bisa membantu mengungkapkan situasi dirinya dan bisa diterima
oleh orang lain. Misalnya, seorang cowok mengkomunikasikan cintanya kepada
seorang cewek yang ditaksirnya dengan memberikan sekuntum bunga mawar merah
atau pink sambil mengatakan, “Will you marry me?” (seperti acara TV ‘Will you
marry me’ hehehe….). Bunga mawar merah
atau pink tersebut merupakan sarana bantu agar ungkapan cintanya bisa lebih
dipahami karena bunga tersebut memang merupakan lambang cinta, suatu simbol
yang dipahami secara umum. Sangatlah tidak tepat apabila si cowok itu
mengungkapkan cintanya sambil membawa rangkaian bunga kamboja putih karena
bunga kamboja putih tidak bisa membantu orang lain memahami simbol cinta selain
simbol kematian.
Doa
adalah komunikasi.
Ketika
kita mengakui bahwa doa merupakan suatu komunikasi, maka bagi kita doa
merupakan keseluruhan proses dan cara bertindak untuk membangun kesatuan dan
persatuan dengan Tuhan dan sesama (bdk. hukum yang terutama, Mrk.12:28-34).
Sebagaimana halnya komunikasi, sebagai suatu proses, doa semestinya semakin
lama akan semakin bertumbuh dan berkembang meskipun pada awalnya mengalami
banyak tantangan, hambatan, dan kesulitan. Ketika kita mengenali doa sebagai
suatu proses maka semestinya tidak ada kata menyerah dan putus asa untuk berdoa
jika kita ingin bertumbuh dan berkembang dalam kesatuan dan persatuan dengan
Tuhan dan sesama; yang ada hanyalah kata berjuang, berjuang, dan berjuang.
Dan
sebagai keseluruhan proses komunikasi dengan Tuhan, doa juga semestinya
melibatkan seluruh diri kita. Kita diajak untuk berdoa bukan hanya berbicara
dengan mulut saja, tetapi juga dengan telinga, mata, akal budi. perasaan dan
perhatian, dengan sikap tubuh yang benar dan baik. Dengan demikian, kita berdoa
dan berkomunikasi dengan Tuhan bukan hanya mengatakan dan menyatakan
keinginan-keinginan kita saja, tetapi juga mengungkapkan kepada-Nya
pengalaman-pengalaman kehidupan kita kepada-Nya, yakni apa yang kita lihat, apa
yang kita dengar, apa yang kita rasakan dan perhatikan, apa yang kita pikirkan
dan harapkan. Demikianlah, doa menjadi komunikasi kehidupan antara kita dengan
Tuhan. Dalam Doa Yesus tampaklah dengan jelas komunikasi kehidupan antara Dia
sebagai Anak dan Allah sebagai Bapa. Komunikasi kehidupan inilah yang memberi
kekuatan kepada Yesus untuk senantiasa berani mentaati keseluruhan kehendak
Bapa-Nya. Komunikasi kehidupan inilah yang menjadi pokok kesatuan-Nya dengan
Bapa-Nya; dan kesatuan-Nya dengan Bapa inilah yang pada akhirnya mendorong
Yesus untuk mengajar dan mewariskannya kepada para murid-Nya (bdk. Yoh.17:
9-19). Dan bukan hanya untuk para murid yang dikenali-Nya saja, tetapi Yesus
juga berdoa, mengkomunikasikan dan mewariskan kesatuan dengan Bapa-Nya itu
kepada kita semua, para murid yang tidak mengenal-Nya secara langsung (bdk. ay.
20-26).
Pada Hari Komunikasi Sedunia dan pada
hari di mana Yesus berdoa untuk kita ini, marilah kita membuat suatu refleksi. Apakah
aku mau berkomunikasi dengan benar melalui keseluruhan diriku untuk membangun
kesatuan dan persatuan? Apakah aku mau berjuang dan berproses dalam berdoa agar
kesatuanku dengan Tuhan dan sesama semakin berkembang?
“Ya Bapa,
Aku mau supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan
Aku” (ay. 24)
Komentar
Posting Komentar