PENSIL KASIH
HARI MINGGU BIASA XXXI
Pastor Sani Saliwardaya, MSC
Inpirasi Bacaan:
Ul. 6:2-6; Ibr. 7:23-28;
Mrk. 12:28b-34
Dalam pandangan popular (menurut anggapan
banyak orang pada umumnya), agama Islam sering disebut agama Hukum karena gerak
dan kehidupan manusia dikaitkan dengan Hukum (islam); sedangkan agama Kristen
sering disebut agama Kasih karena gerak dan kehidupan manusia diarahkan pada
kasih. Agama Kristen sangat sering berbicara tentang kasih. Masalahnya ialah
apakah orang Kristen sungguh-sungguh memahami apa itu kasih dan apakah
sungguh-sungguh melaksanakan kasih dengan tulus juga?
Ada satu cerita tentang pensil yang bisa
menjadi ilustrasi (gambaran) dan inspirasi bagi kita untuk sedikit memahami apa
itu kualitas kasih dan serentak bagaimana kasih itu dilaksanakan. Ceritanya
begini:
Ada seorang anak kecil yang bertanya
kepada neneknya yang sedang menulis surat, “ Nenek sedang menulis pengalaman
kita, ya? Atau tentang aku?”. Nenek berhenti menulis dan menjawab pertanyaan
cucunya, “ Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tetapi ada yang lebih
penting daripara isi tulisan ini, yakni pensil yang nenek pakai”. Anak kecil
itu memperhatikan pensil yang ditunjukkan neneknya, “Nenek harap kamu akan
menjadi seperti pensil ini ketika kamu besar nanti”, ujar si nenek lagi. “
Tapi, nek, apa keisitmewaan pensil ini?” tanya cucunya. “ Pensil ini tidak ada
bedanya dengan pensil-pensil lainnya”, ujarnya lagi. Si nenek menjawab, “ Itu
semua tergantung bagaimana kita melihat pensil ini. Pensil ini sebenarnya
memiliki 5 kualitas yang bisa membuat kita tenang dalam menjalani hidup ini
bila kita tetap berpegang pada kualitas itu”. Si nenek kemudian menjelaskan 5
kualitas sebuah pensil.
“ Kualitas pertama, pensil tidak akan bisa
menulis kalau tidak ada tangan yang memegangnya. Hal ini mengingatkan kamu agar
jangan pernah lupa bahwa kamu bisa berbuat hal yang hebat-hebat dalam hidup ini
karena ada tangan yang selalu membimbing langkahmu. Kita menyebutnya tangan
Tuhan. Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendak-Nya”
“Kualitas kedua, bagian yang paling
penting dari sebuah pensil bukanlah luarnya, melainkan arang di dalamnya. Oleh
karena itu, sadarilah segala sesuatu dalam dirimu dan perkuatlah kehidupan
batinmu”.
“Kualitas ketiga, dalam menulis, nenek
beberapa kali harus berhenti dan menggunakan serutan untuk menajamkan kembali
pensil nenek. Serutan itu pasti akan membuat pensil menderita. Tetapi setelah
proses serutan itu selesai, pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali.
Begitu juga dengan kamu. Dalam hidup ini kamu harus berani menerima kesulitan,
tantangan, penderitaan, karena hal-hal itulah yang akan mengasah hidupmu
menjadi lebih tajam untuk melihat segala persoalan sehingga membuatmu menjadi
orang yang lebih baik.”.
“Kualitas keempat, pensil selalu memberi
kita kesempatan mempergunakan karet penghapus untuk memperbaiki kata-kata yang
salah. Dalam menjalani hidup ini, kita kadang melakukan kesalahan-kesalahan.
Memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini bukanlah hal yang jelek atau memalukan.
Justru hal Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”
“Kualitas kelima, sebuah pensil selalu
meinggalkan tanda atau goresan. Seperti juga dirimu. Kamu harus sadar bahwa
apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena
itu, berhati-hatilah selalu dan sadarilah semua tindakanmu agar kamu tidak
meninggalkan kesan jelek”. (disadur dan diubah seperlunya dari 100 Touching
Stories)
Kualitas kasih mestinya seperti kualitas
sebuah pensil dari kisah di atas.
1. Kasih sejati berasal dari Allah dan
mengarah pada kehendak Allah
( Rm. 5:5; 1 Yoh. 4:8,16 )
2. Kasih semestinya muncul dan berakar
pada kehidupan batin yang kuat sehingga bercorak tulus
( Rm. 13:10; 2Kor.8:8)
3. Kasih senantiasa membutuhkan pengorbanan
( Yoh. 3:16; 15:13; 1Kor. 13:4)
4. Kasih senantiasa memberi kesempatan
untuk pengampunan (Mat. 7:1-5; 18:21-35)
5. Kasih senantiasa menumbuhkan
kebaikan
(Luk.11:34; Mat. 13:1-23)
Kualitas kasih seperti itulah yang
memampukan kita untuk mencintai Tuhan dan sesama dengan tulus.
Komentar
Posting Komentar